Wednesday, November 28, 2012

Untuk yang Telah Kujadikan Kekasih

Duh, Tuhan, Ia yang Tak Bernama, pasti mengerti betapa rindunya hati denganmu, yang telah kujadikan Kekasih.
Tuhan pasti mengerti dengan ketakutan diri kehilanganmu, yang telah kujadikan Kekasih.
Tuhan mengerti rupamu, yang telah kujadikan Kekasih.
Dan matiku pun untukmu, yang telah kujadikan Kekasih.

Untuk yang telah kujadikan kekasih, Sang Jagat Raya.

Kalabhendu

| Pernah diposkan tanggal 26 Oktober 2012 di sini

"Zaman kalabendhu diawali dengan Gara-gara Bumi gonjing atau bergoncang , lautan bergelora, hujan salah musim, kilat, banjir bandang, sumber-sumber air mati, hujan disertai lahar, sungai-sungai menjadi dangkal, tanah longsor kemudian Gunung Merapi mengeluarkan lahar, diikuti dengan Gunung berapi lainnya, Bergoncangnya Gunung Slamet, Semeru, Brama, Kelud dan Kendheng, sampai disitulah batas Zaman Kalabendu, habisnya Herucakra Hasmarakingkin, yang seperti Damarwulan, luas tanah jawa tinggal separo seperti payung yang dibuka, sebab bumi mengkerut."

Thursday, November 22, 2012

Di Tanah Timur


Di kota itu, aku bersajak kamu
Perlu kubuka lembaran-lembaran kertas bertuliskan kamu untuk dapatkan kembali kata.
Kamu dengan segala yang kamu miliki, seperti penulis-penulis jagoanku yang bisa datangkan puisi.
Perlu kamu untuk dapatkan kata. 
Perlu kamu untuk dapatkan tembang.
Kemarilah, berbaik hatilah dengan waktu, munculkan kembali kata dalam pena.
Lagi atau tidak, kita harus bertemu.
Demi kata yang akan terus kutulis..
Gegerkan tirai tanpa jendela.


[Tanah timur, di Penghujung September]

Somebody

“ I want somebody to share
share the rest of my life
share my innermost thoughts
know my intimate details
someone who'll stand by my side
and give me support
and in return
I want somebody who care …”

Itu adalah petikan (yang cukup banyak) dari sebuah lagu dengan kenangan terbesar dalam memory saya hehehe
Ruang telinga dan magi saya pagi ini telah dipenuhi nada-nada indah dari Scala. Komposisi lagunya sangat indah. Apalagi liriknya. Saya memang tidak terlalu mengerti banyak soal musik, tapi beneran deh, lagu ini benar-benar membius saya untuk kesekian kalinya. Dan saya menikmati itu. Aliran darah yang berpacu dengan degup jantung serta memory-memory di kepala rasanya bekerja sama membuat saya ‘pergi jauh’. Dan…lagu ini benar-benar mewakili hati. Ini bukan cerita soal ke’galau’an yang lagi melanda banyak anak manusia ya hehe
Seseorang, beberapa tahun yang lalu, memperkenalkan lagu ini pada saya.
Dia bilang seperti ini, saat itu, “Ma, dengerin lagu ini deh. Pas ya, buat dinyanyikan dalam sebuah pernikahan…”
Lalu saya benar-benar pahami liriknya. Dan ya! Ini memang ‘keren’.  Bukan hanya untuk dilantunkan di dalam sebuah pernikahan, tapi memang liriknya bisa mewakili hasrat dan keinginan tiap manusia dalam hidupnya.

…I want somebody who will put their arms around me and kiss me tenderly though things like this make me sick in a case like this. I'll get away with it...”
Seseorang, di dunia ini rasanya menginginkan semua hal yang ada di lirik ini (saya bicara dengan pedenya). Tapi tetep yaaaa, Its not how much we give but how much love we put into giving, rite?

Dan setelah lagu ini berakhir dalam sebuah ruangan yang dipenuhi orang-orang dengan gaun-gaun cantiknya, diantara buket-buket bunga berwarna-warni, diantara senyum bahagia orang-orang, diantara sumpah yang terucapkan, mungkin saat itu akan terucapkan dalam hati saya, “Get ur pom-poms. Put on a happy face. Gather ur energy.  For someone u love. For someone who will be with u. For someone who will be ur man. Father from ur childrenand i know its u, somebody to share. Share the rest of my life..” Persis seperti lirik lagu ini.

Lalu, bagaimana jika berlanjut seperti ini?
“ I am (became) a full time mom. Consequently, I have to give up some of my desires, hobbies and even my dreams in order to dedicate the biggest portionof my time and efforts in raising my family.”
 Tentu diucapkan sungguh-sungguh dengan hati yang senang  hehehe

  Ya, begitulah suasana pagi ini di dalam kubikel biru saya. Semoga lagu ini benar2 bisa diputar suatu hari nanti, somebody for the Big day :D

[Dipersembahkan untuk teman-teman tercinta]
Song by : Scala & Kolacni Brothers - Somebody

Di Toko Buku


Kita melenggang senang.  
Tak perlu bergandeng tangan.
Mata kita membelalak hebat.
Seperti mata Sinta inginkan kijang kencana.
Lalu kamu diseberang sana. 
Diantara rak-rak buku.
Mengitari toko.
Begitulah kita. 
Dalam kencan-kencan kita.
“Sini. Lihat ini deh! Buku Bagus!”
Aku atau kamu, dengan senang teramat, tunjukkan sebuah buku.
Lalu kita saling bercerita. 
Komentari sebuah buku. 
Komentari si pengarang.
Tak lama, kamu berjalan di depanku.
Aku?
Berjalan di belakangmu, memasrahkan langkah, percayai kamu.
Dan kita berpisah kembali. 
Sudahi kencan kita hari itu.
Kembali, kita mengakrabi rindu melalui jarak. 
Begitulah kita.
Sudahi kencan di toko buku.

[Toko buku. 2012]

Wednesday, November 21, 2012

Merica.


Selalu ada sebotol merica, merica putih, merica hitam.

Semua tampak enak, jika kamu melahapnya.
Terlebih, sebotol merica selalu ada di samping makananmu.
Mericamu, mericaku, dan akhirnya, hanya kita yang mencintai merica-merica ini.
Pedas lalu hangat. Seperti kamu.