Wednesday, December 8, 2010

Desember

“Bukan hanya sekedar bulan saja” Seorang wanita tua terduduk di kursi goyangnya. Bergoyang, ke depan lalu ke belakang. Kadang lamban. Mengikuti alur nada lagu yang menggema lirih di ruangan itu. Sambil jari-jarinya meneruskan tusukan-tusukan pada sulamannya. Sesekali ia membenarkan letak kacamatanya. Lalu menoleh pada kursi di sampingnya. Melihat sosok laki-laki tua di sampingnya. Yang kadang terpejam ketika diajak berbicara. Si wanita tua hanya tersenyum. Memperhatikan wajah laki-laki tua disampingnya. Kerutan-kerutan itu, pikirnya. Bukan hanya sekedar kerutan saja. Ia bercerita banyak. Kisah, picisan, romantika-romantika, aliran kata…
”Ya, Desember juga bukan hanya sekedar tulisan saja…Desember adalah ruang untukmu, saat itu, untukku saat itu, untuk kita, saat itu. Ruang yang kita isi. Untuk pertama kalinya,toh? Ketika kita mulai mengembangkan layar…siap berlayar…bersama.” Laki-laki itu tersenyum. Lalu terkekeh pelan. Si lelaki tua berkulit coklat kehitaman. Matanya masih tajam. Banyak menyimpan cerita. Pun dengan wanita tua itu.
Si wanita tua berkulit kecoklatan. Dengan rambut memutih termakan waktu. Sesekali, si lelaki tua disampingnya merapikan rambut putih si wanita tua yang menutupi kacamatanya. ”Menghalangi saja. Mengganggu kau menyulam. Aaah, rambut ini telah berubah. Dulu rambutmu hitam,bukan? ya…termakan waktu…Tapi, kita tetap seperti ini…seperti desember kita dulu.” Ujar si lelaki tua. Kembali terkekeh.
”Kadang kita tidak bisa berbuat apa-apa pada waktu. Saat itu juga. Saat dulu,kita. Waktu kadang tidak bisa kutinju, agar terbunuh!! Padahal lenganku kurasa kuat…” Suaranya meninggi. Si wanita tua itu mengangkat lengannya. Memperhatikan. Lalu merasa lelah. Ia melihat lelaki tua disampingnya. Ia sudah kembali terpejam. Lalu, mata wanita tua itu pun ikut terpejam. Ditaruhnya pelan sulaman itu di atas pangkuannya. Di atas kain jarik penutup tubuhnya. Dan goyangan kursi mereka kian pelan.
”Tapi setidaknya kau masih bisa menyulam untukku…sampai sekarang.” Sambung lelaki tua sambil terpejam. Tersenyum simpul.

No comments:

Post a Comment